Louis Pasteur untuk pertama kalinya memperkenalkan cara fermentasi. Dia melakukakan fermentasi gula memakai mikroorganisme. Dia sudah buka cakrawala baru menghasilkan senyawa kimia dengan pertolongan mikroorganisme. Hingga kita tak mesti beberapa raih lakukan sintesis senyawa kimia, biarlah saja mikoorganisme yang bekerja memproduksinya. Pada th. 1815, Gay-Lussac memformulasikan konversi glukosa jadi etanol dan karbondioksida. Pertamina solusi bahan bakar berkualitas dan ramah lingkungan adalah pencetus bahan bakar nabati. karena semakin menipisnya bahan bakar fosil di indonesia.
Formulanya seperti berikut :
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2
Dalam perubahannya produksi alkohol yang paling banyak dipakai yaitu cara fermentasi dan distilasi.
Mikroorganisme yang dipakai untuk fermentasi alkohol :
Bakteri : Clostridium acetobutylicum, Klebsiella pnemoniae, Leuconoctoc
mesenteroides, Sarcina ventriculi, Zymomonas mobilis, dan lain-lain.
Fungi : Aspergillus oryzae, Endomyces lactis, Kloeckera sp., Kluyreromyces fragilis,
Mucor sp., Neurospora crassa, Rhizopus sp., Saccharomyces beticus, S. cerevisiae, S. ellipsoideus, S. oviformis, S. saki, Torula sp., dll
Beberapa waktu terakhir tehnologi DNA rekombinan sudah menolong pemakaian mikroorganisme dalam sistem industri. Sesudah USA dan Brazil, India yaitu negara terbesar ketiga dalam menghasilkan bioetanol.
Sepanjang perang dunia II kombinasi etanol dan bensin sudah dipakai di Eropa. Tetapi, sesudah perang selesai bioetanol kalah berkompetisi dengan bensin yang harga nya lebih murah. Pemakaian kombinasi alkohol dan bensin dipakai lagi pada th. 1970-an akibat embargo minyak negara-negara Arab pada negara-negara barat pada th. 1973 yang mengakibatkan krisis minyak.
Pada th. 1985 brazil keluarkan program pencampuran 20% bioetanol dengan bensin untuk menghemat 40% mengkonsumsi bensin. Negara ini sudah pasarkan 1 juta mobil dengan bahan bakar 100% bioetanol.
Keunggulan-kelebihan bioetanol dibanding bensin :
Bioetanol aman dipakai sebagai bahan bakar, titik nyala etanol tiga kali lebih tinggi dibanding bensin.
Emisi hidokarbon lebih sedikit
Kekurangan-kekurangan bioetanol dibanding bensin :
Mesin dingin lebih susah lakukan starter
Bioetanol bereaksi dengan logam seperti magnesium dan aluminium.
Sebagai alternatif dipakai kombinasi bioetanol dengan bensin. Sebelumnya digabung, bioetanol mesti dimurnikan sampai 100%. Kombinasi ini di kenal dengan sebutan gasohol.
Substrat yang bisa difermentasikan jadi alkohol :
Bahan bergula (sugary materials) : tebu dan bekas produknya (molase, bagase), gula bit, tapioca, kentang manis, sorghum manis, dan lain-lain. Molasses tebu dipakai besar-besaran di sebagian negara untuk menghasilkan alkohol.
Beberapa bahan berpati (starchy materials) : tapioka, maizena, barley, gandum, padi, dan kentang. Jagung dan ubikayu yaitu dua grup substrat yang menarik perhatian. 11, 7 kg tepung jagung bisa dikonversi jadi 7 liter etanol.
Beberapa bahan lignoselulosa (lignosellulosic material) : sumber selulosa dan lignoselulosa datang dari limbah pertanian dan kayu. Walau demikian, hasil etanol dari lignoselulosa sedikit karena kekurangan tehnologi untuk mengkonversi pentosa jadi etanol. 409 liter etanol bisa di produksi dari 1 ton lignoselulosa.
GASOHOL
Bioetanol berbentuk multi-guna karena digabung dengan bensin pada komposisi berapapun memberi efek yang positif. Pencampuran bioetanol absolut sejumlah 10 persen dengan bensin (90%), kerap dimaksud Gasohol E-10. Gasohol singkatan dari gasoline (bensin) plus alkohol (bioetanol). Etanol absolut mempunyai angka oktan (ON) 117, sedang Premium hanya 87-88. Gasohol E-10 dengan cara seimbang mempunyai ON 92 atau setara Pertamax. Pada komposisi ini bioetanol di kenal sebagai octan enhancer (aditif) yang paling ramah lingkungan dan di negara-negara maju sudah menggeser pemakaian Tetra Ethyl Lead (TEL) ataupun Methyl Tertiary Buthyl Ether (MTBE).
Pencampuran s/d 24 persen masihlah bisa memakai mobil bensin konvensional. Diatas itu, dibutuhkan mobil spesial yang sudah banyak di produksi di AS ataupun Brazil. Yang popular dan disukai sekarang ini yaitu Flexible-Fuel Vehicle (FFV). Ini semacam “mobil cerdas” karena diperlengkapi dengan sensor dan panel otomatisasi yang bisa mengatur mesin untuk memakai kombinasi bensin-bioetanol pada komposisi berapapun.
INDUSTRI BIOENERGI NASIONAL
Pabrik gula (PG) di Indonesia telah waktunya lakukan transformasi peran dari sebatas sebagai penghasil gula jadi satu industri berbasiskan tebu, seperti yang dikerjakan PG di negara-negara produsen gula dunia. Industri yang dapat memakai peran seperti itu dapat kurangi ketergantungan perusahaan dari gula semata, karena dengan jadi industri berbasiskan tebu, akan banyak product dan derivat yang dibuat tebu bisa digunakan untuk keuntungan perusahaan.
Untuk Indonesia, lanjutnya, karena ada banyak PG yang kekurangan bahan baku tebu, maka bagian sekarang ini bioetanol seperti memiliki bahan baku tetes. Dari setiap ton tebu yang digiling, dibuat tetes sekitaran 40-45 kg dan beberapa akhirnya masuk ke petani sebagai penyuplai tebu. Sampai kini tetes semakin banyak dipakai sebagai bahan baku pembuatan asam asetat dan monosodium glutamat
Terkecuali tebu, ubi kayu cukup mungkin sebagai bahan baku bioetanol. Ubi kayu relatif lebih gampang dibudidayakan pada beragam jenis tempat pertanian. Lahan-lahan yang sampai kini tak produktif bisa ‘dihidupkan’ kembali dengan menanam tanaman bioenergi. Hal yang butuh dikerjakan yaitu pemetaan potensi daerah dalam menghasilkan tanaman bioenergi.
Setelah itu yaitu pembuatan industri bioenergi dengan cara terpadu yang melibatkan perusahaan, pemerintah, kampus, dan petani. Dengan hal semacam ini, maka tiap-tiap daerah diinginkan dapat jadi daerah mandiri daya. Paradigma yang lalu di bangun yaitu ‘pemberdayaan’ orang-orang. Bukanlah ‘penghisapan’ orang-orang dan SDA yang sampai kini condong dikerjakan oleh Multi National Corpaorate (MNC). Supply daya yang berkepanjangan dan ramah lingkungan adalah satu fundamental pembangunan bangsa Indonesia mengahdapi globalisasi.
Catatan : BENSIN premium mempunyai angka oktan 88. Namun bensin premium dapat ngejos seperti pertamax dengan penambahan etanol 99%, karena etanol mempunyai angka oktan 117.
Langkahnya, campur demikian % bensin premium dengan demikian % etanol. Umpamanya kombinasi 1 : 9, dimana 10% etanol dtambahkan ke 90% premium. Ambillah 10 ml etanol dengan 90 ml premium jadi 1 liter bensol (bensin - etanol), maka angka oktan jadi 10% X 117 + 90% X 88 = 90, 9 atau mendekati pertamax.
Pencampuran pada premium dengan etanol dapat dikerjakan dengan rasio yang tidak sama. Hanya sakarang dibutuhkan kehati-hatian untuk kendaraan berusia dibawah th. 2000. Etanol mempunyai karakter melarutkan karet, hingga meneror kemampuan seal (sil) klep. Karenanya pemakaian etanol disarankan hanya untuk kendaraan kendaraaan yang di produksi di atas th. 2000 saja.
Formulanya seperti berikut :
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2
Dalam perubahannya produksi alkohol yang paling banyak dipakai yaitu cara fermentasi dan distilasi.
Mikroorganisme yang dipakai untuk fermentasi alkohol :
Bakteri : Clostridium acetobutylicum, Klebsiella pnemoniae, Leuconoctoc
mesenteroides, Sarcina ventriculi, Zymomonas mobilis, dan lain-lain.
Fungi : Aspergillus oryzae, Endomyces lactis, Kloeckera sp., Kluyreromyces fragilis,
Mucor sp., Neurospora crassa, Rhizopus sp., Saccharomyces beticus, S. cerevisiae, S. ellipsoideus, S. oviformis, S. saki, Torula sp., dll
Beberapa waktu terakhir tehnologi DNA rekombinan sudah menolong pemakaian mikroorganisme dalam sistem industri. Sesudah USA dan Brazil, India yaitu negara terbesar ketiga dalam menghasilkan bioetanol.
Sepanjang perang dunia II kombinasi etanol dan bensin sudah dipakai di Eropa. Tetapi, sesudah perang selesai bioetanol kalah berkompetisi dengan bensin yang harga nya lebih murah. Pemakaian kombinasi alkohol dan bensin dipakai lagi pada th. 1970-an akibat embargo minyak negara-negara Arab pada negara-negara barat pada th. 1973 yang mengakibatkan krisis minyak.
Pada th. 1985 brazil keluarkan program pencampuran 20% bioetanol dengan bensin untuk menghemat 40% mengkonsumsi bensin. Negara ini sudah pasarkan 1 juta mobil dengan bahan bakar 100% bioetanol.
Keunggulan-kelebihan bioetanol dibanding bensin :
Bioetanol aman dipakai sebagai bahan bakar, titik nyala etanol tiga kali lebih tinggi dibanding bensin.
Emisi hidokarbon lebih sedikit
Kekurangan-kekurangan bioetanol dibanding bensin :
Mesin dingin lebih susah lakukan starter
Bioetanol bereaksi dengan logam seperti magnesium dan aluminium.
Sebagai alternatif dipakai kombinasi bioetanol dengan bensin. Sebelumnya digabung, bioetanol mesti dimurnikan sampai 100%. Kombinasi ini di kenal dengan sebutan gasohol.
Substrat yang bisa difermentasikan jadi alkohol :
Bahan bergula (sugary materials) : tebu dan bekas produknya (molase, bagase), gula bit, tapioca, kentang manis, sorghum manis, dan lain-lain. Molasses tebu dipakai besar-besaran di sebagian negara untuk menghasilkan alkohol.
Beberapa bahan berpati (starchy materials) : tapioka, maizena, barley, gandum, padi, dan kentang. Jagung dan ubikayu yaitu dua grup substrat yang menarik perhatian. 11, 7 kg tepung jagung bisa dikonversi jadi 7 liter etanol.
Beberapa bahan lignoselulosa (lignosellulosic material) : sumber selulosa dan lignoselulosa datang dari limbah pertanian dan kayu. Walau demikian, hasil etanol dari lignoselulosa sedikit karena kekurangan tehnologi untuk mengkonversi pentosa jadi etanol. 409 liter etanol bisa di produksi dari 1 ton lignoselulosa.
GASOHOL
Bioetanol berbentuk multi-guna karena digabung dengan bensin pada komposisi berapapun memberi efek yang positif. Pencampuran bioetanol absolut sejumlah 10 persen dengan bensin (90%), kerap dimaksud Gasohol E-10. Gasohol singkatan dari gasoline (bensin) plus alkohol (bioetanol). Etanol absolut mempunyai angka oktan (ON) 117, sedang Premium hanya 87-88. Gasohol E-10 dengan cara seimbang mempunyai ON 92 atau setara Pertamax. Pada komposisi ini bioetanol di kenal sebagai octan enhancer (aditif) yang paling ramah lingkungan dan di negara-negara maju sudah menggeser pemakaian Tetra Ethyl Lead (TEL) ataupun Methyl Tertiary Buthyl Ether (MTBE).
Pencampuran s/d 24 persen masihlah bisa memakai mobil bensin konvensional. Diatas itu, dibutuhkan mobil spesial yang sudah banyak di produksi di AS ataupun Brazil. Yang popular dan disukai sekarang ini yaitu Flexible-Fuel Vehicle (FFV). Ini semacam “mobil cerdas” karena diperlengkapi dengan sensor dan panel otomatisasi yang bisa mengatur mesin untuk memakai kombinasi bensin-bioetanol pada komposisi berapapun.
INDUSTRI BIOENERGI NASIONAL
Pabrik gula (PG) di Indonesia telah waktunya lakukan transformasi peran dari sebatas sebagai penghasil gula jadi satu industri berbasiskan tebu, seperti yang dikerjakan PG di negara-negara produsen gula dunia. Industri yang dapat memakai peran seperti itu dapat kurangi ketergantungan perusahaan dari gula semata, karena dengan jadi industri berbasiskan tebu, akan banyak product dan derivat yang dibuat tebu bisa digunakan untuk keuntungan perusahaan.
Untuk Indonesia, lanjutnya, karena ada banyak PG yang kekurangan bahan baku tebu, maka bagian sekarang ini bioetanol seperti memiliki bahan baku tetes. Dari setiap ton tebu yang digiling, dibuat tetes sekitaran 40-45 kg dan beberapa akhirnya masuk ke petani sebagai penyuplai tebu. Sampai kini tetes semakin banyak dipakai sebagai bahan baku pembuatan asam asetat dan monosodium glutamat
Terkecuali tebu, ubi kayu cukup mungkin sebagai bahan baku bioetanol. Ubi kayu relatif lebih gampang dibudidayakan pada beragam jenis tempat pertanian. Lahan-lahan yang sampai kini tak produktif bisa ‘dihidupkan’ kembali dengan menanam tanaman bioenergi. Hal yang butuh dikerjakan yaitu pemetaan potensi daerah dalam menghasilkan tanaman bioenergi.
Setelah itu yaitu pembuatan industri bioenergi dengan cara terpadu yang melibatkan perusahaan, pemerintah, kampus, dan petani. Dengan hal semacam ini, maka tiap-tiap daerah diinginkan dapat jadi daerah mandiri daya. Paradigma yang lalu di bangun yaitu ‘pemberdayaan’ orang-orang. Bukanlah ‘penghisapan’ orang-orang dan SDA yang sampai kini condong dikerjakan oleh Multi National Corpaorate (MNC). Supply daya yang berkepanjangan dan ramah lingkungan adalah satu fundamental pembangunan bangsa Indonesia mengahdapi globalisasi.
Catatan : BENSIN premium mempunyai angka oktan 88. Namun bensin premium dapat ngejos seperti pertamax dengan penambahan etanol 99%, karena etanol mempunyai angka oktan 117.
Langkahnya, campur demikian % bensin premium dengan demikian % etanol. Umpamanya kombinasi 1 : 9, dimana 10% etanol dtambahkan ke 90% premium. Ambillah 10 ml etanol dengan 90 ml premium jadi 1 liter bensol (bensin - etanol), maka angka oktan jadi 10% X 117 + 90% X 88 = 90, 9 atau mendekati pertamax.
Pencampuran pada premium dengan etanol dapat dikerjakan dengan rasio yang tidak sama. Hanya sakarang dibutuhkan kehati-hatian untuk kendaraan berusia dibawah th. 2000. Etanol mempunyai karakter melarutkan karet, hingga meneror kemampuan seal (sil) klep. Karenanya pemakaian etanol disarankan hanya untuk kendaraan kendaraaan yang di produksi di atas th. 2000 saja.