Manajemen Resiko merupakan bagian terintegrasi dari manajemen yang diakui sangat baik dalam mendukung keberhasilan sistem manajemen, manajemen resiko sendiri terbagi dalam beberapa langkah yang apabila dilakukan dengan cara berurutan akan sangat mungkin perbaikan yang berkaitan (Continuous Improvement).
Manajemen resiko yaitu arti yang dipakai untuk cara logis dan systematis untuk bangun suatu konteks, mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, memperlakukan, memantauan dan mengkomunikasikan resiko yang terdapat dalam suatu kesibukan, manfaat atau suatu sistem. Beberapa langkah dalam manajemen resiko akan sangat mungkin organisasi untuk meminimalisir kerugian dan mengoptimalkan kesempatan.
Bagian-bagian penting dalam sistem manajemen resiko salah satunya yaitu :
Mengambil keputusan konteks (Establish the context)
Pada langkah awal dalam sistem manajemen resiko harus diputuskan kiat apa yang akan dilakukan, konteks organisasi, serta matriks resiko yang akan dipakai dalam memastikan level resiko. Memperhitungkan pentingnya penggunaan alat pelindung bagi pekerja seperti penggunaan pakaian keselamatan, helm keselamatan, sepatu safety jakarta, kacamata safety dan sebagainya.
Identifikasi Resiko (Identify Risk)
Mengidentifikasi apa, kenapa dan bagaimana beberapa hal yang dapat menyebabkan kerugian dapat terjadi sebagai basic untuk analisa selanjutnya.
Analisis Resiko (Analyse Risk)
Melakukan analisis pada sebagian resiko yang ada dengan mengkalkulasi seberapa besar nilai resiko itu melalui perkalian Peluang (likelihood) dan konsekwensi (consequence), atau dapat juga dengan Frekwensi, probability, dan severity.
Melakukan Pelajari Resiko (Evaluate Risk)
Bandingan nilai resiko dari hasil analisis dengan matriks resiko yang sudah diputuskan sebelumnya, dalam hal semacam ini biasanya akan ada pengkodean resiko atau pemilihan level resiko seperti low, medium, high, extrem. Hal semacam ini mempunyai tujuan untuk memastikan tingkat prioritas dalam melakukan perbaikan. Pada langkah pelajari resiko akan ditetapkan sebagian resiko mana saja yang bisa di terima (acceptable) atau yg tidak dapat di terima (unacceptable).
Pengendalian Resiko (Treat Risk)
Melakukan pengendalian atau kontrol pada sebagian resiko yang memiliki nilai resiko tinggi agar jadi rendah dan dapat di terima, dan melakukan pemantauan dan peninjauan lagi terhdap sebagian resiko yang telah dapat di terima (acceptable). Salah satu pengendalian resiko juga dengan menciptakan lingkungan kerja yang selamat, perusahaan diwajibkan menyediakan alat pelindung seperti pakaian keselamatan, helm keselamatan, sepatu safety dan sebagainya.
Pemantauan dan Tinjau lagi (Monitor and Review)
Pemantauan dan peninjauan lagi harus tetaplah dilakukan meskipun sebagian resiko yang ada telah dapat di terima, pemantauan dan peninjauan lagi ini untuk menghadapi ada beberapa pergantian cara atau kontrol yang ada telah tidak efisien yang bisa memengaruhi nilai resiko.
Komunikasi dan Konsultasi (Communicate and Consult)
Kerjakan komunikasi dan konsultasi pada kebanyakan orang yang ikut serta dalam kesibukan (stakeholder), baik yang ikut serta segera ataupun yang otomatis pada setiap bagian sistem manajemen agar tak ada potensi resiko yang terlewati. Elemen-elemen penting dalam sistem menajemen resiko diatas harus dilakukan dengan cara berurutan, dan perlu selalu dilihat lagi agar dapat dilakukan perbaikan dengan cara terus-terusan.
Manajemen resiko yaitu arti yang dipakai untuk cara logis dan systematis untuk bangun suatu konteks, mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, memperlakukan, memantauan dan mengkomunikasikan resiko yang terdapat dalam suatu kesibukan, manfaat atau suatu sistem. Beberapa langkah dalam manajemen resiko akan sangat mungkin organisasi untuk meminimalisir kerugian dan mengoptimalkan kesempatan.
Bagian-bagian penting dalam sistem manajemen resiko salah satunya yaitu :
Mengambil keputusan konteks (Establish the context)
Pada langkah awal dalam sistem manajemen resiko harus diputuskan kiat apa yang akan dilakukan, konteks organisasi, serta matriks resiko yang akan dipakai dalam memastikan level resiko. Memperhitungkan pentingnya penggunaan alat pelindung bagi pekerja seperti penggunaan pakaian keselamatan, helm keselamatan, sepatu safety jakarta, kacamata safety dan sebagainya.
Identifikasi Resiko (Identify Risk)
Mengidentifikasi apa, kenapa dan bagaimana beberapa hal yang dapat menyebabkan kerugian dapat terjadi sebagai basic untuk analisa selanjutnya.
Analisis Resiko (Analyse Risk)
Melakukan analisis pada sebagian resiko yang ada dengan mengkalkulasi seberapa besar nilai resiko itu melalui perkalian Peluang (likelihood) dan konsekwensi (consequence), atau dapat juga dengan Frekwensi, probability, dan severity.
Melakukan Pelajari Resiko (Evaluate Risk)
Bandingan nilai resiko dari hasil analisis dengan matriks resiko yang sudah diputuskan sebelumnya, dalam hal semacam ini biasanya akan ada pengkodean resiko atau pemilihan level resiko seperti low, medium, high, extrem. Hal semacam ini mempunyai tujuan untuk memastikan tingkat prioritas dalam melakukan perbaikan. Pada langkah pelajari resiko akan ditetapkan sebagian resiko mana saja yang bisa di terima (acceptable) atau yg tidak dapat di terima (unacceptable).
Pengendalian Resiko (Treat Risk)
Melakukan pengendalian atau kontrol pada sebagian resiko yang memiliki nilai resiko tinggi agar jadi rendah dan dapat di terima, dan melakukan pemantauan dan peninjauan lagi terhdap sebagian resiko yang telah dapat di terima (acceptable). Salah satu pengendalian resiko juga dengan menciptakan lingkungan kerja yang selamat, perusahaan diwajibkan menyediakan alat pelindung seperti pakaian keselamatan, helm keselamatan, sepatu safety dan sebagainya.
Pemantauan dan Tinjau lagi (Monitor and Review)
Pemantauan dan peninjauan lagi harus tetaplah dilakukan meskipun sebagian resiko yang ada telah dapat di terima, pemantauan dan peninjauan lagi ini untuk menghadapi ada beberapa pergantian cara atau kontrol yang ada telah tidak efisien yang bisa memengaruhi nilai resiko.
Komunikasi dan Konsultasi (Communicate and Consult)
Kerjakan komunikasi dan konsultasi pada kebanyakan orang yang ikut serta dalam kesibukan (stakeholder), baik yang ikut serta segera ataupun yang otomatis pada setiap bagian sistem manajemen agar tak ada potensi resiko yang terlewati. Elemen-elemen penting dalam sistem menajemen resiko diatas harus dilakukan dengan cara berurutan, dan perlu selalu dilihat lagi agar dapat dilakukan perbaikan dengan cara terus-terusan.