Rangkuman yang diambil dari situs website :
Jadi anda janganlah yakin 100% jika ada opini “biofuel ramah lingkunganâ€. Biofuel hanya menolong kita dalam soal pengadaan bahan bakar berkualitas alternatif, namun tetaplah tak dapat memberi jalan keluar perbaikan kwalitas lingkungan dengan cara penting.
Apakah benar sekian?
Untuk mengkalkulasi luas ladang yang perlu dibebaskan kita mesti tahu produksi bahan bakar bio tiap-tiap hektarnya.
Biodiesel :
Kacang kedelai : 375 liter/hektar/tahun
Rapeseed : 1000 liter/hektar/tahun
Mustard : 1300 liter/hektar/tahun
Jarak : 1590 liter/hektar/tahun
Minyak sawit : 5800 liter/hektar/tahun
Alga : 95000 liter/hektar/tahun
Sumber : 1
Bioetanol :
Gandum : 2900 liter/hektar/tahun
Jagung : 3500 liter/hektar/tahun
Switchgrass : 5700 liter/hektar/tahun
Tebu : 6500 liter/hektar/tahun
Sumber : 1 2
Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan adalah bahan bakar yang di rasa cocok untuk mengurangi polusi udara di negara kita. Dari presentasi Kebijakan Penyediaan dan Mutu Bahan Bakar Minyak Untuk Kendaraan Bermotor oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi th. 2004 di ketahui kalau mengkonsumsi bahan bakar minyak untuk transportasi pada th. 2003 yaitu seperti berikut :
Premium : 11482, 8 megaliter/tahun
Premium TT : 3164. 7 megaliter/tahun
Pertamax : 386, 3 megaliter/tahun
Pertamax Plus : 111 megaliter/tahun
Solar : 12108, 9 megaliter/tahun
Sedang dalam soal mengkonsumsi, biodiesel murni (B100) lebih boros 10% dibanding petrodiesel. Sedang bioetanol murni (E100) lebih boros 34% dibanding bensin.
Dengan hal tersebut, agar bisa ganti tingkat mengkonsumsi Premium sebesar 11482, 8 megaliter pada th. 2003 diperlukan 15387 megaliter bioetanol. Di sisi lain, untuk ganti tingkat mengkonsumsi Solar sebesar 12108. 9 megaliter pada th. 2003 diperlukan biodiesel sejumlah 13320 megaliter.
Berdasar pada data diatas, untuk memroduksi 15387 megaliter bioetanol tiap-tiap tahunnya diperlukan 2367231 hektar ladang tebu. Sedang untuk memroduksi 13320 megaliter biodiesel tiap-tiap tahunnya diperlukan 8377358 hektar ladang pohon jarak.
Dalam unit km², yang dibutuhkan untuk ganti semua mengkonsumsi Premium dan Solar di Indonesia pada th. 2003 ke bentuk daya yang paling barukan yaitu 23672 km² ladang tebu dan 83773 km² ladang pohon jarak. Jumlah keduanya yaitu 107445 km² atau lebih kurang 2 x luas Jawa Barat! Sebagai perbandingan, menurut FAO Stat, tempat tebu di Indonesia th. 2004 hanya seluas 4200 km².
Pesimis? Lihat data diatas mungkin lumrah untuk pesimis. Namun masihlah ada tehnologi yang belum betul-betul digunakan, yakni ladang alga yang berpotensial membuahkan biodiesel 60 kali lipat dibanding pohon jarak. Diluar itu, alga bisa diperkembang di perairan hingga tak membutuhkan banyak tempat di daratan hingga tak berkompetisi dengan produksi makanan untuk manusia. Dan pastinya biodiesel dan bioetanol tidaklah hanya satu cara untuk memecahkan permasalahan pencemaran lingkungan dan/atau krisis daya.
Diluar itu masihlah ada peluang saya yang salah lakukan perhitungan : -?. Dan bebrapa gampang memanglah salah kalkulasi : D.
Dalam peluang ini saya juga menginginkan sedikit mengoreksi banyak hal dari tulisan itu.
Pada kombinasi dengan bensin, bioethanol dapat tingkatkan nilai oktan bensin. Jadi jika mobil anda minum gasohol E-10, maka efisiensi kerjanya semakin lebih baik di banding jika minum bensin umum. Pleus…. emisi gas buangnya automatis lebih kecil 10%…
Yang benar malah demikian sebaliknya, bila mobil kita minum gasohol E10, maka malah semakin lebih boros. Percobaan yang dikerjakan oleh Ethanol. org berkesimpulan kalau mobil dengan bahan bakar E10 lebih boros 1. 5% dari pada jika memakai bensin umum. Etanol memanglah mempunyai nilai oktan lebih tinggi dari pada bensin, namun tingginya nilai oktan belum pasti memengaruhi efisiensi atau kandungan emisi gas buang. Meskipun sekian, mereka berkesimpulan gasohol E10 lebih efektif dari sisi harga, namun ini pastinya mengasumsikan bahan bakar minyak tak disubsidi.
Dari banyak faedah yang digembar-gemborkan oleh beberapa orang, sebenernya hanya ada dua faedah paling utama biofuel, yakni sifatnya yang biodegradale dan kemampuannya perpanjang usia mesin lewat cara penambahan efisiensi kerja motor.
Sesungguhnya faedah paling utama bahan bakar bio yaitu kalau bahan bakar bio yaitu sumber daya yang paling barukan dan efisien tak memberi kandungan polutan karbondioksida di atmosfer (netral karbon). Sedang bahan bakar bio tak lebih biodegradable dibanding bahan bakar minyak karena hasil reaksi yang berlangsung lebih kurang sama.
Bullshit jika biofuel disebut ramah lingkungan. Sebenarnya, untuk memperoleh berkilo-kilo liter biofuel sehari-hari, diperlukan beberapa ratus ribu hektar tempat pertanian. Artinya harus rimba yang tersisa di Indonesia mesti dibabat untuk terpenuhinya jumlah keperluan itu.
Ini sepakat, jika bahan bakar bio diprioritaskan jadi hanya satu jalan keluar permasalahan itu.
Namun kan biofuel dapat terbakar dengan cara bersih dengan kata lain biodegradable, tanpa ada emisi bo…..! Eh jeng…. emangnya situ meyakini kita dapat pakai bioethanol 100%? Jika ekeu sih tak meyakini akan hal itu…. Saat iyey memakai gasohol E-10, artinya yey hanya kurangi efek emisi sebesar 10% saja. Sepanjang bensin di Indonesia tetep ada timbalnya, mobil yey tetep saja berperan atas hawa kotor di Indonesia (walopun hanya 90%) …
Ini mungkin miskonsepsi yang begitu meluas. Polutan paling utama BBM tidaklah timbal, bukanlah juga nitro-oksida, belerang-oksida atau karbonmonoksida. Polutan paling utama BBM yaitu karbondioksida. Karbondioksida yaitu polutan yang paling banyak mengakibatkan dampak rumah kaca. Penambahan karbondioksida di atmosfer yaitu yang mengakibatkan penambahan temperatur rata-rata bumi dalam satu era paling akhir.
Jika reaksi pembakaran bahan bakar minyak dan bahan bakar bio keduanya keduanya sama membuahkan karbondioksida dan uap air, lantas kenapa bahan bakar bio lebih ramah lingkungan? Jawabannya karena tanaman penghasil bahan bakar bio menangkap karbon dari atmosfer, yang pada reaksi pembakaran di mesin mobil akan dilepaskan kembali pada atmosfer. Sedang bahan bakar minyak datang dari minyak bumi yang sepanjang jutaan th. tersimpan didalam perut bumi. Memakai bahan bakar bio praktis akan tidak memberi jumlah karbon di atmosfer. Sedang memakai bahan bakar minyak terang akan memberi jumlah karbon di atmosfer.
Jadi, apakah bahan bakar bio tak ramah lingkungan? Dari sisi ekologi mungkin saja tak ramah lingkungan karena mesti ada rimba seluas 2 x Jawa Barat yang perlu dibebaskan untuk ladang pohon jarak untuk menukar 100% pemakaian minyak bumi. Namun di sisi lain, pemakaian bahan bakar minyak juga bukannya tak memengaruhi ekologi dengan cara negatif, dan ini lepas dari apakah kita menghemat pemakaian bahan bakar atau tak.
Jadi anda janganlah yakin 100% jika ada opini “biofuel ramah lingkunganâ€. Biofuel hanya menolong kita dalam soal pengadaan bahan bakar berkualitas alternatif, namun tetaplah tak dapat memberi jalan keluar perbaikan kwalitas lingkungan dengan cara penting.
Apakah benar sekian?
Untuk mengkalkulasi luas ladang yang perlu dibebaskan kita mesti tahu produksi bahan bakar bio tiap-tiap hektarnya.
Biodiesel :
Kacang kedelai : 375 liter/hektar/tahun
Rapeseed : 1000 liter/hektar/tahun
Mustard : 1300 liter/hektar/tahun
Jarak : 1590 liter/hektar/tahun
Minyak sawit : 5800 liter/hektar/tahun
Alga : 95000 liter/hektar/tahun
Sumber : 1
Bioetanol :
Gandum : 2900 liter/hektar/tahun
Jagung : 3500 liter/hektar/tahun
Switchgrass : 5700 liter/hektar/tahun
Tebu : 6500 liter/hektar/tahun
Sumber : 1 2
Pertamina Solusi Bahan Bakar Berkualitas dan Ramah Lingkungan adalah bahan bakar yang di rasa cocok untuk mengurangi polusi udara di negara kita. Dari presentasi Kebijakan Penyediaan dan Mutu Bahan Bakar Minyak Untuk Kendaraan Bermotor oleh Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi th. 2004 di ketahui kalau mengkonsumsi bahan bakar minyak untuk transportasi pada th. 2003 yaitu seperti berikut :
Premium : 11482, 8 megaliter/tahun
Premium TT : 3164. 7 megaliter/tahun
Pertamax : 386, 3 megaliter/tahun
Pertamax Plus : 111 megaliter/tahun
Solar : 12108, 9 megaliter/tahun
Sedang dalam soal mengkonsumsi, biodiesel murni (B100) lebih boros 10% dibanding petrodiesel. Sedang bioetanol murni (E100) lebih boros 34% dibanding bensin.
Dengan hal tersebut, agar bisa ganti tingkat mengkonsumsi Premium sebesar 11482, 8 megaliter pada th. 2003 diperlukan 15387 megaliter bioetanol. Di sisi lain, untuk ganti tingkat mengkonsumsi Solar sebesar 12108. 9 megaliter pada th. 2003 diperlukan biodiesel sejumlah 13320 megaliter.
Berdasar pada data diatas, untuk memroduksi 15387 megaliter bioetanol tiap-tiap tahunnya diperlukan 2367231 hektar ladang tebu. Sedang untuk memroduksi 13320 megaliter biodiesel tiap-tiap tahunnya diperlukan 8377358 hektar ladang pohon jarak.
Dalam unit km², yang dibutuhkan untuk ganti semua mengkonsumsi Premium dan Solar di Indonesia pada th. 2003 ke bentuk daya yang paling barukan yaitu 23672 km² ladang tebu dan 83773 km² ladang pohon jarak. Jumlah keduanya yaitu 107445 km² atau lebih kurang 2 x luas Jawa Barat! Sebagai perbandingan, menurut FAO Stat, tempat tebu di Indonesia th. 2004 hanya seluas 4200 km².
Pesimis? Lihat data diatas mungkin lumrah untuk pesimis. Namun masihlah ada tehnologi yang belum betul-betul digunakan, yakni ladang alga yang berpotensial membuahkan biodiesel 60 kali lipat dibanding pohon jarak. Diluar itu, alga bisa diperkembang di perairan hingga tak membutuhkan banyak tempat di daratan hingga tak berkompetisi dengan produksi makanan untuk manusia. Dan pastinya biodiesel dan bioetanol tidaklah hanya satu cara untuk memecahkan permasalahan pencemaran lingkungan dan/atau krisis daya.
Diluar itu masihlah ada peluang saya yang salah lakukan perhitungan : -?. Dan bebrapa gampang memanglah salah kalkulasi : D.
Dalam peluang ini saya juga menginginkan sedikit mengoreksi banyak hal dari tulisan itu.
Pada kombinasi dengan bensin, bioethanol dapat tingkatkan nilai oktan bensin. Jadi jika mobil anda minum gasohol E-10, maka efisiensi kerjanya semakin lebih baik di banding jika minum bensin umum. Pleus…. emisi gas buangnya automatis lebih kecil 10%…
Yang benar malah demikian sebaliknya, bila mobil kita minum gasohol E10, maka malah semakin lebih boros. Percobaan yang dikerjakan oleh Ethanol. org berkesimpulan kalau mobil dengan bahan bakar E10 lebih boros 1. 5% dari pada jika memakai bensin umum. Etanol memanglah mempunyai nilai oktan lebih tinggi dari pada bensin, namun tingginya nilai oktan belum pasti memengaruhi efisiensi atau kandungan emisi gas buang. Meskipun sekian, mereka berkesimpulan gasohol E10 lebih efektif dari sisi harga, namun ini pastinya mengasumsikan bahan bakar minyak tak disubsidi.
Dari banyak faedah yang digembar-gemborkan oleh beberapa orang, sebenernya hanya ada dua faedah paling utama biofuel, yakni sifatnya yang biodegradale dan kemampuannya perpanjang usia mesin lewat cara penambahan efisiensi kerja motor.
Sesungguhnya faedah paling utama bahan bakar bio yaitu kalau bahan bakar bio yaitu sumber daya yang paling barukan dan efisien tak memberi kandungan polutan karbondioksida di atmosfer (netral karbon). Sedang bahan bakar bio tak lebih biodegradable dibanding bahan bakar minyak karena hasil reaksi yang berlangsung lebih kurang sama.
Bullshit jika biofuel disebut ramah lingkungan. Sebenarnya, untuk memperoleh berkilo-kilo liter biofuel sehari-hari, diperlukan beberapa ratus ribu hektar tempat pertanian. Artinya harus rimba yang tersisa di Indonesia mesti dibabat untuk terpenuhinya jumlah keperluan itu.
Ini sepakat, jika bahan bakar bio diprioritaskan jadi hanya satu jalan keluar permasalahan itu.
Namun kan biofuel dapat terbakar dengan cara bersih dengan kata lain biodegradable, tanpa ada emisi bo…..! Eh jeng…. emangnya situ meyakini kita dapat pakai bioethanol 100%? Jika ekeu sih tak meyakini akan hal itu…. Saat iyey memakai gasohol E-10, artinya yey hanya kurangi efek emisi sebesar 10% saja. Sepanjang bensin di Indonesia tetep ada timbalnya, mobil yey tetep saja berperan atas hawa kotor di Indonesia (walopun hanya 90%) …
Ini mungkin miskonsepsi yang begitu meluas. Polutan paling utama BBM tidaklah timbal, bukanlah juga nitro-oksida, belerang-oksida atau karbonmonoksida. Polutan paling utama BBM yaitu karbondioksida. Karbondioksida yaitu polutan yang paling banyak mengakibatkan dampak rumah kaca. Penambahan karbondioksida di atmosfer yaitu yang mengakibatkan penambahan temperatur rata-rata bumi dalam satu era paling akhir.
Jika reaksi pembakaran bahan bakar minyak dan bahan bakar bio keduanya keduanya sama membuahkan karbondioksida dan uap air, lantas kenapa bahan bakar bio lebih ramah lingkungan? Jawabannya karena tanaman penghasil bahan bakar bio menangkap karbon dari atmosfer, yang pada reaksi pembakaran di mesin mobil akan dilepaskan kembali pada atmosfer. Sedang bahan bakar minyak datang dari minyak bumi yang sepanjang jutaan th. tersimpan didalam perut bumi. Memakai bahan bakar bio praktis akan tidak memberi jumlah karbon di atmosfer. Sedang memakai bahan bakar minyak terang akan memberi jumlah karbon di atmosfer.
Jadi, apakah bahan bakar bio tak ramah lingkungan? Dari sisi ekologi mungkin saja tak ramah lingkungan karena mesti ada rimba seluas 2 x Jawa Barat yang perlu dibebaskan untuk ladang pohon jarak untuk menukar 100% pemakaian minyak bumi. Namun di sisi lain, pemakaian bahan bakar minyak juga bukannya tak memengaruhi ekologi dengan cara negatif, dan ini lepas dari apakah kita menghemat pemakaian bahan bakar atau tak.